Bismillah. Afwan, Ustadz, saya mau tanya. Apa hukum merayakan hari ulang tahun kelahiran dan mengucapkan selamat ultah? Bagaimana Islam menuntun kita ketika bertambah umur..........?
Jazakumullahu khairan.
Jazakumullahu khairan.
✅ Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Rijal hafidzahulloh:
Tidak boleh seseorang merayakan ulang tahun, baik ulang tahun dirinya maupun ulang tahun orang lain, seperti merayakan kelahiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam (Maulid Nabi), atau merayakan peristiwa-peristiwa tertentu, seperti Isra’ Mi’raj dan Nuzulul Qur’an.
Ada beberapa sisi yang menunjukkan tidak bolehnya perayaan ulang tahun, di antaranya:
1- Perayaan-perayaan seperti ini tidak memiliki tuntunan dalam syariat Islam, tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan salaf (pendahulu) umat ini, baik para sahabat, tabi’in, maupun atba’ at-tabi’in. Sungguh, seandainya hal ini merupakan kebaikan, niscaya mereka adalah orang-orang yang terdepan dalam
2- Perayaan ulang tahun adalah salah satu kebiasaan atau adat nonmuslim. Sungguh kita dilarang menyerupai mereka dalam perkara yang merupakan kekhususan mereka atau kejelekan-kejelekan mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, ia termasuk dari mereka.”
3 - Dalam perayaan-perayaan tersebut sering kita jumpai banyak kemungkaran, seperti adanya ikhtilath (bercampurbaurnya lelaki dan perempuan yang bukan mahram), tabdzir (penyia-nyiaan harta), musik, lagu-lagu, dan kemungkaran lain yang sering mengiringi acara-acara tersebut.
Atas dasar itu, selain tidak boleh merayakan ulang tahun, kita tidak boleh pula mengucapkan selamat ulang tahun kepada orang yang merayakannya meskipun dia muslim, apalagi jika dia nonmuslim.
️ Lalu, apa yang seharusnya ditempuh seorang muslim dengan bertambahnya usia? Yang seharusnya sering dilakukan adalah muhasabah (berintrospeksi) dan mengingat kematian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berwasiat kepada kita agar sering-sering mengingat kematian, sebagaimana dalam sabda beliau,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: اَلْمَوتَ
“Sering-seringlah kalian mengingat pemutus kenikmatan-kenikmatan, yakni kematian.”
Sumber artikel:
http://qonitah.com/ruang-konsultasi-edisi-13/
http://qonitah.com/ruang-konsultasi-edisi-13/
〰〰〰〰〰〰〰〰
Copyrigth 2015 : http://salafykolaka.net
0 comments:
Posting Komentar