Selasa, 11 November 2014

{TAUHID}- Silsilah Tauhid Ibadah | Asy-Syaikh 'Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah

1. Tauhid Ibadah adalah “Mengesakan Allah dalam semua jenis ibadah, dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya.” Allah berfirman : (artinya) Artinya: ” Beribadahlah (hanya) kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukannya dengan sesuatu apapun.” (QS. an-Nisa : 36) (Ayat di atas) adalah makna kalimat Laa ilaha illallah, dan itulah inti dakwah para rasul. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
2. Tauhid, dengannyalah Allah leburkan (hapuskan) berbagai dosa. Di dalam Hadits Qudsi (Allah berfirman): Artinya: ” Wahai anak Adam (umat manusia), seandainya kalian bertemu dengan-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, namun engkau tidak berbuat syirik terhadap-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” ( HR. at-Tirmidzi) ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
3. Diantara Keutamaan Tauhid Masuk ke dalam Jannah tanpa Hisab dan tanpa Adzab bagi siapa saja yang merealisasikan Tauhid serta tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, sebagaimana pada hadits dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ومعهم سبعون ألفا يدخلون الجنة بغير حساب ولا عذاب (إلى قوله) هم الذين لا يسترقون ولا يكتوون و لا يتطيرون و على ربهم يتوكلون Artinya: “Dan bersama mereka (umatmu wahai Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam) 70. 000 orang masuk ke dalam Jannah tanpa Hisab dan tanpa Adzab … (sampai pada sabda Beliau) …Mereka (70. 000 orang yang masuk Jannah tanpa Hisab dan tanpa Adzab) adalah ▪ orang -orang yang tidak meminta diruqyah, ▪ tidak berobat dengan kay (besi panas), dan ▪ tidak pula bertathayyur (beranggapan sial), serta ▪mereka berTAWAKKAL HANYA KEPADA ALLAH Jalla wa ‘Ala. ( Muttafaqun ‘alaihi.) ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
4. Wajib bagi setiap Muslim dan Muslimah untuk merasa takut dan khawatir dari terjatuh kepada KESYIRIKAN. Tidak ada sesuatu apapun yang lebih berbahaya dari SYIRIK, karena (berlandaskan hadits): من مات يشرك بالله شيئا دخل النار Artinya: “Barangsiapa yang mati dalam keadaan membawa dosa SYIRIK, maka dia masuk ke dalam AN-NAAR (Neraka).” Muttafaqun alaihi. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
5. Nabi Ibrahim sang Khalilulurrahman (Kekasih Allah) ‘alaihissalam benar-benar TAKUT dari KESYIRIKAN, padahal kedudukan beliau sangat tinggi di sisi-Nya. Beliau pun berdoa و اجنبني و بني أن نعبد الأصنام Artinya: “Jauhkanlah aku (sejauh-jauhnya, pen) dan keturunanku dari beribadah kepada berhala.” Lalu bagaimana kita tidak lebih merasa takut terhadap kesyirikan daripada beliau?! ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
6. Dakwah Para Rasul seluruhnya adalah mengesakan (mentauhidkan) Allah dalam segala macam bentuk ibadah dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya. Semua Rasul berkata kepada kaumnya: اعبدوا الله ما لكم من إله غيره Artinya: “Beribadahlah kalian kepada Allah. Tidaklah kalian memiliki sesembahan (yang berhak diibadahi) selain-Nya.” ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
7. Dakwah para pengikut Rasul yang ditegakkan di atas Bashirah (Ilmu dan Yakin) adalah dakwah yang MENGAJAK kepada TAUHID dan MENINGGALKAN SYIRIK, sebagaimana dalam firman Allah: (Artinya) “Katakanlah wahai Muhammad, ini adalah jalanku. Aku berdakwah menyeru ke jalan Allah di atas Bashirah (Ilmu dan Yakin), (ini adalah) jalanku dan para pengikutku.” (QS Yusuf:108). ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
8. Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dan JUGA BERIBADAH KEPADA SELAIN ALLAH seperti beristighatsah kepada Allah dan juga beristighatsah kepada orang yang telah mati, maka ibadah yang ia persembahkan untuk Allah TIDAK BERMANFAAT sedikitpun baginya. Allah telah mengkafirkan Musyrikin Quraisy padahal mereka beribadah kepada Allah. Tetapi mereka juga beribadah kepada sesembahan-sembahan mereka di samping beribadah kepada Allah ✒asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
9. Jimat-jimat, mantra-mantra, ataupun rajah-rajah tidak bisa menangkal gangguan jin darimu, tidak bisa pula penyakit ‘ain dan hasad. Sebaliknya, tidak bisa memberikan kebaikan untukmu. Sebagaimana dalam hadits: “Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu, maka dia diserahkan kepada apa yang ia gantungkan itu.” Yaitu dia ditelantarkan dan tidak mendapat apapun darinya (benda-benda yang ia gantungkan tersebut ). ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
10. Di dalam ash-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim), Nabi Salallahi alaihi wa sallam MEMERINTAHKAN untuk MEMOTONG/MEMUTUSKAN senar/tali-tali busur dan kalung-kalung (yang digunakan untuk tolak balak) yang biasa diikatkan di leher hewan-hewan tunggangan. Hadits-hadits lain menunjukkan bahwa SEBAB larangan tersebut adalah karena hal itu (meyakini senar dan kalung tersebut sebagai tolak balak, pen) termasuk keSYIRIKan. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
11. Menggantungkan Tamaim (jimat-jimat dalam rangka menolak balak) adalah perbuatan SYIRIK, berdasarkan hadits: من تعلق تميمة فقد أشرك Artinya: “Barangsiapa yang menggantungkan Tamimah (jimat) maka dia telah berbuat SYIRIK” Jika seseorang meyakini bahwasannya jimat tersebut bisa memberikan manfaat dengan seizin Allah, maka itu adalah SYIRIK KECIL. Jika dia meyakininya bisa memberikan manfaat dengan sendirinya maka itu adalah SYIRIK BESAR. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
12. Diharamkan untuk NGALAP BAROKAH dari pepohonan dan bebatuan secara mutlak. Adapun menyentuh al-Hajar al-Aswad dan Rukun Yamani (yang ada di Ka’bah), maka itu dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah dan meneladani Rasulullah ‘alaihi ash-Shalatu wa as-Salam, BUKAN dalam rangka ngalap barokah. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
13. Fitnah (godaan) Syaithan terhadap sebagian manusia adalah dengan pohon-pohon (yang diyakini keramat, pen). Sehingga mereka menyembahnya di samping beribadah kepada Allah. Sebagaimana Syaithan memfitnah musyrikin Quraisy dengan pohon ‘Uzza, mereka pun menyembahnya. Syaithan juga memfitnah mereka dengan pohon Dzatu Anwath, sehingga mereka pun ngalap barokah kepadanya. Sebagaimana firman Allah: أفرأيتم اللات و العزى Artinya: “Bagaimanakah menurut kalian tentang Latta dan ‘Uzza.” ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
14. Menyembelih untuk selain Allah (yang dijadikan sesajen untuk kuburan/tempat keramat; atau larung untuk kawah atau segoro kidul, dll, pen) adalah SYIRIK. ▪ Allah Ta’ala berfirman: قل إن صلاتي و نسكي و محياي و مماتي لله رب العالمين Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad), sesungguhnya shalatku, sesembelihanku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam.” Juga firmanNya: فصل لربك و انحر Artinya: “Shalatlah dan menyembelihlah untuk Allah” Sebagaimana Anda shalat hanya kepada Allah saja, demikian pula menyembelih juga hanya untuk-Nya semata. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
15. Sebuah Hadits Shahih : لعن الله من ذبح لغير الله Artinya: ” Allah melaknat siapa saja yang menyembelih untuk selain Allah.” (HR. Muslim) Laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah. Lalu, bagaimana dengan orang yang menyembelih untuk (yakni disajikan dan dipersembahkan kepada, pen) Jin, para tukang sihir, kuburan-kuburan, dan pemakaman-pemakaman wal ‘iyadzu billah. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
16. Di antara upaya penjagaan Nabi Salallahu alaihi wa sallam terhadap Tauhid : Beliau melarang menyembelih untuk Allah — yang itu merupakan ibadah — di tempat yang di situ pernah dilakukan penyembelihan untuk selain Allah, atau tempat yang di situ pernah dilaksanakan perayaan-perayaan adat Jahiliyah. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
17. Nadzar termasuk ibadah. Allah memuji siapa saja yang menunaikannya (untuk Allah). Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Mereka (orang-orang mukmin) menunaikan NADZAR mereka.” (QS. al-Insan : 7) Barangsiapa yang bernadzar untuk selain Allah, contohnya orang yang bernadzar untuk kuburan-kuburan atau wali-wali, maka sungguh dia telah memalingkan ibadah kepada selain Allah Ta’ala. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
18. Isti’adzah (meminta perlindungan) termasuk Ibadah kepada Allah, sebagaimana firman Allah: Artinya: “Beristi’adzahlah kepada Allah.” (QS. an-Nahl : 98) Maka barangsiapa yang beristi’adzah kepada selain Allah dalam hal yang tidak mungkin mengabulkannya kecuali hanya Allah, atau beristi’adzah kepada mayit (orang yang telah wafat), atau beristi’adzah kepada orang hidup, namun jauh posisinya (tidak di hadapan kita), tanpa ada penghubung Sungguh dia telah berbuat SYIRIK. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
19. Istighatsah (mohon pertolongan dalam kondisi darurat) merupakan Ibadah, sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala (artinya) : Artinya: “Ketika kamu beristighatsah kepada Rabbmu (dalam perang Badr, pen), maka Dia mengabulkannya untukmu” (QS. al-Anfal : 9) Barangsiapa yang Beristighatsah kepada selain Allah dalam perkara yang tidak dimampui kecuali hanya Allah semata atau beristighatsah kepada mayit (orang yang telah wafat) atau beristighatsah kepada orang hidup namun jauh posisinya (tidak hadir di hadapan kita), tanpa ada penghubung. Maka sungguh dia telah berbuat SYIRIK. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
20. Semua selain Allah tidak memiliki Manfaat (Kebaikan) ataupun Madharat (Kejelekan) sedikit pun. Sampai-sampai Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pun berkata kepada Putri beliau sendiri, Fatimah: Artinya: “Aku tidak mampu berbuat apa-apa terhadapmu di hadapan Allah”. Lalu, bagaimana mungkin akan dibenarkan peribadahan kepada selain Allah??! ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
21. Para Malaikat dengan kondisi ciptaan mereka yang begitu besarnya, dan mereka senantiasa taat kepada Allah serta jauh dari kemaksiatan sama sekali, namun demikian mereka TAKUT kepada Allah bahkan jatuh pingsan ketika Allah berbicara dengan pembicaraan yang Dia kehendaki. Maka, bagaimana mungkin mereka (para Malaikat) diibadahi bersamaan dengan peribadahan kepada Allah?? ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
22. Seseorang tidak akan bisa memberi syafa’at kepada orang lain kecuali bila terpenuhi 2 syarat: -> Izin Allah bagi orang yang memberi Syafa’at -> Ridha Allah terhadap orang yang akan diberi Syafa’at Tidak ada seorang pun yang mendapat bagian Syafa’at untuk keluar dari an-Naar (Neraka) jika dia mati dalam keadaan MUSYRIK. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
23. Siapapun selain Allah tidak memiliki apapun -walau sekecil dzarrah (atom) – baik di bumi maupun di langit. Tidak memiliki sepenuhnya ataupun berserikat dengan Allah. Tidak pula membantu Allah dalam (mengatur) KerajaanNya, dan tidak pula memiliki hak untuk memberi Syafa’at tanpa seizin-Nya. Lalu, atas kebutuhan apa dia diibadahi??! ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
24. Nabi Sallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat dalam berusaha mengantarkan paman beliau Abu Thalib kepada Hidayah, namun ternyata beliau TIDAK MAMPU untuk itu. Maka Allah pun turunkan firman-Nya: Artinya: “Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) tidak bisa memberi petunjuk/hidayah kepada orang yang kamu cintai … “ (QS. al-Qashash : 56) Jika demikian, siapakah yang berhak untuk diibadahi? Yang berhak adalah Allah, yang hati para hamba ada di tangan-Nya ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
25. Perbuatan SYIRIK kepada Allah yang pertama kali terjadi di muka bumi adalah sikap Ghuluw/ekstrim (berlebihan) dalam mengagungkan 5 nama orang shalih, yaitu: 1. Wadd 2. Suwa’ 3. Yaghuts 4. Ya’uq 5. Nasr (Yang mereka berlima ini) hidup pada masa kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam, 10 abad setelah berlalunya masa Nabi Adam ‘alaihissalam. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
26. Setelah mereka berlima wafat, dibuatlah gambar mereka dalam bentuk patung/monumen. Tujuannya adalah memompa semangat dalam beramal ketaatan tatkala mengingat mereka. Setelah berlalunya masa yang panjang dan dilupakannya ilmu, akhirnya mereka diibadahi bersamaan diibadahinya Allah ‘Azza wa Jalla. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
27. Ghuluw (sikap ekstrim/kultus) terhadap orang-orang shalih, serta NGALAP BAROKAH kepada mereka ketika masih hidup, mengagungkan kuburan mereka, menguburkannya di masjid, atau membangun masjid di atas kuburan mereka (Semua ini) merupakan sebab terbesar maraknya keSYIRIKan terhadap Allah Jalla wa ‘Ala. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
28. Di antara wasiat-wasiat terakhir Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umat beliau adalah PERINGATAN KERAS beliau dari perbuatan MENJADIKAN KUBURAN SEBAGAI MASJID. Maka (atas dasar inilah, pen) dilarang : membangun masjid di atas kuburan, dan tidak boleh pula menguburkan jenazah di dalam masjid. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
29. Termasuk yang membuat harus takut dari terjerumus pada SYIRIK adalah, kabar dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya sebagian dari umat ini akan kembali beribadah kepada berhala-berhala, dan sebagian yang lain akan bergabung bersama barisan kaum MUSYRIKIN. Ya Allah, kokohkanlah kami di atas Tauhid sampai kami bertemu dengan-Mu. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
30. Mempelajari dan Mengajarkan Ilmu Sihir hukumnya adalah KUFUR sebagaimana firman Allah: Artinya: “Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh para Syaithan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi para Syaithan lah yang kafir. Mereka MENGAJARKAN ILMU SIHIR kepada manusia.” (QS. al-Baqarah : 102) ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
31. Sihir memiliki sekian mara bahaya yang begitu besar, seperti bertaqarrub kepada para Syaithan mengotori Mushaf Al-Quran mengganggu umat manusia pada hati-hati mereka berupa perasaan cinta, benci, juga dalam menyatukan dan memisahkan mereka gangguan terhadap akal-akal manusia juga gangguan terhadap badan-badan mereka baik berupa sakit ataupun kematian. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
32. Hukuman bagi Tukang Sihir adalah dibunuh, yang dilaksanakan oleh Pemerintah. Dalam rangka menyelamatkan umat manusia dari kejelekan dan kejahatan mereka. Sebagaimana dalam hadits (mauquf, pen) حدالساحرضربةباالسيف Artinya: “Hukuman seorang tukang sihir adalah ditebas/dipenggal dengan pedang”. (HR. at-Tirmidzi 1460) Mengobati sihir adalah dengan Ruqyah Syar’iyyah, dan dengan melepaskan ikatan pada buhul-buhul (yang menjadi sumber sihirnya, pen) jika ditemukan. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
33. Tidak ada satu pun yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah. Barangsiapa yang mengaku mengetahui ilmu ghaib, maka sungguh dia telah KAFIR. Barangsiapa yang membenarkan orang yang mengaku tahu perkara ghaib, sungguh dia telah menjadikan orang tersebut sebagai sekutu/tandingan bagi Allah dalam Sifat-Nya. Maha Tinggi dan Maha Suci Allah (dari apa yang mereka persekutukan, pen). ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
34. Banyak manusia terfitnah/tertipu dengan nujum (astrologi) dan gugus-gugus bintang. Mereka berkeyakinan bahwasannya bintang-bintang tersebut bisa memberikan pengaruh dalam kebahagiaan seseorang dan kesengsaraannya, hidup dan matinya. Padahal sebenarnya itu semua di Tangan Allah semata. Gugus-gugus bintang tersebut tidak memberikan pengaruh apapun. ✒ asy-Syaikh ‘Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
35. Di antara gambaran Perdukunan Syirik : ❌ klaim (para dukun, pen) mengetahui ilmu ghaib, ✋ membaca (nasib seseorang) pada telapak tangannya atau bejana, membuat garis-garis dalam meramal, serta meyakini perbintangan (zodiak, pen). ✒ asy-Syaikh 'Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah
36. Sebagian mereka berkata: "Kebaikan, wahai burung". Tathayyur (beranggapan sial) dengan burung dan lainnya termasuk SYIRIK, berdasarkan hadits : الطيرة شرك Artinya: "Tathayyur adalah SYIRIK". Jika engkau berniat untuk melakukan suatu yang tidak diharamkan, maka lakukanlah. Jangan sampai engkau membatalkannya hanya karena anggapan sial ataukah Tathayyur. ---------------

 Asy-Syaikh 'Ali bin Yahya al-Haddadi hafizhahullah

WhatsApp Manhajul Anbiya Indonesia


Kategori : Tauhid

0 comments: